Kamis, 05 Juni 2008

majalah Percikan Iman

Teropong

Rabbani Muslimah Kelak, Britney Spears pun Berjilbab

Saat ini, pakaian jilbab selalu identik dan dikhususkan bagi kaum muslimah. Tak jarang, pakaian penutup aurat tersebut dipakai hanya ke tempat-tempat seremonial maupun spiritual saja, seperti tempat pengajian dan acara pernikahan. Namun, anggapan tersebut tak lama lagi akan menjadi usang. Pasalnya, Rabbani Muslimah (RM), sebuah produsen pakaian muslim di Bandung, berencana akan membuat terobosan baru dengan membuat aneka pakaian muslimah yang cocok digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Dari mulai pakaian tidur hingga pakaian santai, semuanya ada. Namun, untuk merealisasikan rencananya, RM masih terbentur oleh beberapa kendala. "Ya, mungkin beberapa tahun lagi rencana tersebut insya Allah akan terlaksana," ungkap Ibu Nia - salah seorang pendiri Rabbani Muslimah optimis.

Tidak hanya itu, RM yang didirikan oleh pasangan suami istri, Nia dan Amri ini, mencoba mengenalkan konsep `Universal Style', sebuah inovasi baru dalam memasyarakatkan busana takwa. Konsep ini berlandaskan A1 Qur'an yang menyatakan jilbab adalah pakaian takwa, barangsiapa yang memakainya, siapapun dia, apapun rasnya, agama apapun yang dianutnya, akan merasakan dampak positifnya, aman dan menentramkan. Nantinya, rancangan busana muslim tak kalah hebat dengan rancangan busana-busana top dari negeri Barat macam Calvin Klein, DKNY, atau Versace. "Saat dekadensi moral kian menggejala, bukan tidak mungkin busana muslim akan dilirik orang-orang nonmuslim karena aman dipakai", timpal Pak Amri yang ikut kerja keras membangun RM bersama isterinya, Ibu Nia.

Siapapun tak ada yang menyangka, RM yang kini memiliki tiga showroom busana muslimah yang lumayan besar ini, diawali dengan usaha kecil yang dijalankan dengan susah payah. Awalnya, agar dapurnya tetap mengepul, pasangan muda Amri dan Nia mencoba usaha kecil-kecilan dengan berjualan buku. Namun, akibat persaingan yang cukup ketat, usaha yang dirintis sejak tahun 1992 tersebut jalan di tempat, tidak berkembang. Akhirnya, mereka banting stir dengan mcmbuka toko busana muslimah. Mereka optimis usahanya akan berkembang karena melihat maraknya dakwah yang berimbas pada meningkatnya kesadaran kaum muslimah untuk berjilbab. Kendati tempat usahanya tidak terletak di tempat strategis, melainkan di sebuah gang sempit di jalan gagak, busana yang dijualnya ternyata mendapat sambutan hangat. Pasalnya, di sisi kanan dan kirinya berderet tempat kost mahasiswa. Busana yang dirancangnya pun cukup digemari, hal tersebut disebabkan dulunya mereka cukup aktif di dalam dakwah kampus, sehingga tahu betul selera pasar.

Meskipun lahan bisnis tersebut cukup menggiurkan, mereka menolak jika usaha mereka semata-mata hanya cari duit. "Kita sebisa mungkin menjadi da'i yang pedagang, bukan pedagang yang jadi da'i," tutur Amri. Alasannya, seorang da'i yang pedagang menjadikan bisnis sekedar sarana, sedangkan tujuan utamanya adalah berdakwah. Sebaliknya, seorang pedagang yang jadi da'i kerap menjadikan dakwahnya sebagai komoditas agar jualannya laku di pasaran. Tak heran, jika lelaki kelahiran Aceh ini getol menganjurkan kaum muslimah untuk menutup aurat dalam setiap ceramahnya. Karena membludaknya permintaan, mereka pun kewalahan, sehingga mereka mencari mitra untuk memenuhi tuntutan pasar. Mulanya kerja sama berjalan mulus, tapi lama kelamaan kiriman barang dari mitranya tidak lancar sehingga konsumen banyak kecewa, akhirnya kerja sama dengan mitranya tersebut

harus berakhir. Berakhirnya kontrak kerja dengan mitranya itu melecutnya kembali untuk memproduksi sendiri busananya.

Kini, Rabbani Muslimah memiliki tiga gerai (showroom) yang lumayan besar, dua di Bandung dan satunya lagi dibuka di Jakarta. Selain busana yang ditawarkan relatif murah, jenis dan modelnya pun sangat variatif. "Saya melihat kaum muslimin di Indonesia kebanyakan berekonomi pas-pasan, sehingga saya buat busana yang pantas dengan harga terjangkau, karena yang bagus tidak selalu harus mahal," jelas Nia. Beragam busana yang dijual, dapat dilihat di salah satu gerainya di Bandung. Dari mulai pakaian ABG hingga busana nenek, dari jilbab untuk anak yang belum baligh hingga kerudung lebar bagi aktifis, tersedia di tempat tersebut. Coraknya, jangan ditanya, membuat orang tergiur untuk membeli.

Obsesinya ke depan, RM ingin mewujudkan cita-citanya membuat busana `Universal Style'. Hingga kelak, Busana muslimah tidak hanya dipakai oleh Inneke Koesharawati yang notabene adalah seorang muslimah, tapi juga di gunakan oleh Britney Spears, artis yang bisa jadi tertarik akan kedamaian dan keamanan busana tersebut. Sebuah cita-cita luhur yang patut didukung. O Eful